Bismillahirrohmaanirrohiim…
Masa remaja memang masa dimana gejolak akan pengakuan diri sangatlah penting,
seperti dimasa-masa ketika SMP dan SMA, sering kali kita mendengar adanya
siswi-siswi populer yang notabene dijuluki seperti itu karena paras ayunya dan
keaktifannya dalam berbagai organisasi siswa dan ekstrakulikuler. Seringkali
terfikir olehku, "aku ingin populer seperti mereka".
Hingga tiba saatnya ketika aku memasuki gerbang Sekolah Menengah Atas, saat itu
kondisi tanganku terluka dan aku tidak ingin teman-teman mengetahui
lukaku, untuk menutupinya aku sengaja memakai seragam panjang dengan rok
sekolah yang mini seperti biasanya. Mayoritas siswi disini memang berjilbab,
namun hatiku kala itu belum tergerak sama sekali untuk berjilbab karena obsesi
semasa SMP ku, "aku ingin jadi siswi populer".
(Astaghfirullahal'adziim)
Ketika kelas XI, aku yang berfisik lemah dan hobi bolak balik UKS setiap
upacara karena tidak kuat berdiri terlalu lama merasa bosan dengan kondisi
fisikku, aku pun bertekad mengikuti ekstrakulikuler beladiri kala itu. Di ekskul
ini aku benar-benar mendapat teman baru, dan mayoritas siswi dari mereka pun
berjilbab meski kebanyakan bersifat tomboy. Kala itu aku merasa malu dengan
rambut panjangku yang tergerai sedangkan mereka tertutup. Karena merasa malu
inilah akhirnya aku memutuskan untuk berjilbab ke sekolah meski belum istiqomah
karena kerap kali aku membukanya setelah pulang sekolah dan keluar rumah.
Namun,Mungkin inilah awalnya Allah mengenalkan jilbab padaku. Kedua orangtuaku
pun heran akan perubahanku, adakalanya sang ibu protes karena aku harus membeli
baju-baju panjang dan kerudung karena hampir seluruh bajuku berlengan pendek.
Tapi lambat launpun mereka mengerti.
Bergaul dengan teman-teman dari ekskul beladiri membuatku tertular akan
sifat-sifat tomboy dari mereka, berjilbab namun berpakaian ketat, memakai
jeans, kaos dan sweater, namun semua ini memudarkan obsesiku dulu untuk menjadi
populer.
***
Setelah lulus SMA, aku mengenyam pendidikan di bangku kuliah, saat itu aku
merasa terbebas dari bebanku untuk berjilbab. Hingga aku menanggalkan jilbabku.
Aku merasa memakai jilbab itu ribet, lama, dan panas, dan kala itu aku merasa
aku tidaklah terlihat cantik dengan jilbab yang kukenakan (Astaghfirullah).
Namun suatu hari, aku bertemu dengan sekelompok mahasiswi yang mengenakan
jilbab lebar dengan rok dan kaos kaki, dan salah satu mahasiswi itu tergabung
denganku dalam sebuah organisasi HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan) bernama ESA
(English Student Association). Ada sesuatu yang bergetar dalam hatiku kala itu,
aku pun berbisik pada nurani, "sungguh anggun dan cantik, aku ingin
seperti itu".
Akhirnya awal masuk Semester 2 aku kenakan lagi jilbabku yang masih
standar dan jauh dari syari'at, dengan baju panjang dan celana panjang atau
jeans. Namun rasanya berbeda ketika aku berjilbab sewaktu SMA, Kali ini aku
benar-benar merasa nyaman dengan jilbabku. Aku bergaul dengan beberapa teman
dari LDK Kampus, semakin sering bertemu mereka, rasanya semakin damai hati ini.
Teringat salah satu rekanku mengatakan, "Jilbab itu salah satu bentuk
kasih sayangNya kepada wanita muslimah, merugilah mereka yang mengabaikan kasih
sayang itu hanya demi menjadi korban mode dan penilaian fisik".
Aku tertegun mendengar kalimat itu, aku berusaha mencari-cari kebenaran kalimat
itu, apakah benar jilbab adalah salah satu bentuk kasih sayangNya kepada kita
muslimah? Akhirnya aku bertanya kesana kemari, membuka Kitab cintaNya dan aku
menangis membacanya, "HaiNabi,katakanlah pada istri-istrimu,anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang
mukmin:”Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka.”Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal,karena itu mereka tidak di ganggu.Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS.33 al-Azhab:59)
Allahu Akbar ! Aku tertunduk, merasa malu pada Allah, merasa menyesal pada
diriku sendiri, Dia Sang Maha Kasih telah dengan jelas menunjukkan cintaNya
kepada muslimah untuk berjilbab, agar kita dikenal olehNya karena jilbab adalah
identitas seorang muslimah, dan Dia ingin melindungi kita dari gangguan-ganguan
luar yang membuat kita tidak nyaman. Masih pantaskah kita mengingkarinya?
Satu ayat itu cukup mampu menggetarkan seluruh tubuhku, cahaya hidayah seolah
merengkuh jiwaku. Dari situ, aku merasa sangat rindu padaNya, sangat ingin
mendekat dengan lebih dekat lagi padaNya. Menyelami ilmu-ilmuNya yang selama
ini aku buta.
Aku merasa sangat haus akan ilmu agama, aku berusaha keras mengikuti mentoring
teman-teman LDK Kampus, menyusup masuk meski bukan anggota dari mereka. Nyaman
dan damai, aku seolah menemukan apa yang selama ini aku cari. Subhanallah.
Namun rupanya, Allah masih ngin menguji iman dan hatiku. Saat aku merasa
semuanya telah kutemukan, Ujian dan cobaan bertubi-tubi manghampiriku dan
keluargaku. Kenyamanan yang baru sebentar sekali kurasakan harus kutinggalkan
karena aku harus mengambil cuti kuliah dan pindah keluar kota.
Rasanya merasa terasing ditempat baru, tidak menemukan lingkungan yang aku
inginkan, membuatku memutar otak, mencari jadwal dauroh kmana-mana, hingga
Allah melangkahkan kakiku untuk pergi k Rumah Qur’an Daarut Tarbiyah, Rumah
bagi para penghafal Qur’an. Aku menemukan apa yang kucari disini. Semuanya
berkerudung lebar, berpakaian syar’i dan yang pasti sangat kental akan Al
Qur’an.
Belajar banyak dari mereka, dan aku benar-benar merasa memiliki rumah di tempat
yang baru. Merasa nyaman dengan diriku yang sekarang, dan kini ku benar-benar
mengerti, jilbab itu sederhana, anggun, tidak panas dan membuat kita terlihat
bersahaja dan keibuan.
Banyak yang
mengatakan bahwa perubahanku sangatlah drastis. Ada yang memuji bahkan mencaci,
termasuk keluarga besarku sendiri yang menentang keras perubahanku. Seringkali
dibilang terlalu fanatik, berlebihan yah ku abaikan saja. Sering dipanggil
ustadzah, diaminkan saja, sering dibilang kaya emak-emak, alhamdulillah kan
calon Ibu. Itulah warna warni yang harus dileawti ketika seekor ulat bersusah
payah tuk ingin menjadi seekor kupu-kupu anggun dan cantik. Innallaha ma'ana,
Yakinlah Allah selalu bersama kita.
Depok, 23
Rabi’ul Tsani 1434 Hijriah
Tulisan ini aku ikut sertakan dalam #HarifaWritingContest
(http://www.facebook.com/notes/harifa-boutique/lomba-menulis-aku-jilbabku/554413744582649)
No comments:
Post a Comment