Wednesday, June 27, 2012

AKU DAN PANTAIKU



By : Aldurriyatul Jannah (Aya)

            Tasbih, itulah kalimat pertama yang kuucapkan setiap kali ku datang ke tempat ini.
Tempat yang mampu memberiku rasa yang berbeda. Kenyamanan, keteduhan dan kedamaian. Aku merasa inilah pantaiku….hanya aku…tempat dimana kumampu melukiskan semua yang kumau. Tidak ada yang lain. Hanya aku dan pantaiku. Semuanya kunikmati seperti biasanya, menyelami khayal dan semua mimpi disini. Dan lagi-lagi hanya ada aku…aku dan pantaiku.
            18 Februari 2012 . Saat bersejarah dimana semuanya bermula. Saat seseorang hadir menembus dimensi ruang khayalku. Entahlah bagaimana ia bias melakukannya. Ia berani hadir dengan kuas baru….kuas yang kami pakai untuk melukis pelangi di Pantaiku. Memberi warna warni baru yang tak pernah kulukis sebelumnya.
Kesempurnaan, yah itulah yang kurasa. Aku merasa sempurna dengan kehadirannya. Dia yang mampu menutupi celah-celah kekurangan yang kumiliki. Dia yang mampu melengkapi semua warna indah yang belum kutemui. Hingga semilir anginpun bernyanyi, ombak menari-nari, dan pasir yang berbisik-bisik melihat tawa senyum yang menghiasi rona wajah kami. Semuanya terasa indah sampai mentari lelah menyinari dan perlahan-lahan kehilangan sinarnya., dan kamipun pergi.
Suatu saat, kucoba menulis lembaran-lembaran kisah di pantai ini. Kisah yang tak akan pernah habis termakan waktu. Dan iapun kembali dating, merubah tinta perak menjadi emas. Namun, ada yang berbeda di senyumnya kala itu. Ada sesuatu yang hilang disana. Pancaran keteduhan di wajahnya sedikit redup. Ia pun berlalu.
            Entah perasaan apa yang menggelayutiku. Perasaan terluka melihat senyuman yang tak terpancar dari hatinya. Melihat segores luka yang meredupkan sinarnya. Sungguh itu membuatku sangat terluka.  Ku duduk terdiam di bibir pantai. …mengalunkan syair-syair do’a, berharap agar Yang Maha Kuasa mengembalikan senyum itu. …mengembalikan rona wajah itu. Karena senyum dan wajah itulah yang mampu membuatku bertahan, yang mampu membuatku tak mudah terhempas.
Tanpa sadar, butiran bening ini mulai berjatuhan, awan mendung menyelimuti, ombak bergulung menampar bibir pantai tanpa henti. Dan inilah saatku pergi.
Aku berharap keajaiban terjadi, aku berharap dia hadir secara tiba-tiba dihadapanku. Karena kutakmampu menemui pantaiku lagi dan artinya, akupun tak bias bertemu dengannya lagi.
Aku tersadar akan sesuatu, bahwa kini pantai itu bukan pantaiku lagi, tapi pantai kita. Ya, pantai kita.
Karena pantai itu tidak akan sempurna tanpa kehadirannya. Aku hanya berharap, suatu saat nanti kumampu melihat senyum itu lagi…melihat wajah yang berseri.
Walaupun ku tak mampu menemui pantai kita lagi disana, tapi tahukah kamu…..bahwa kusudah menemukan pantai baru. Pantai yang selalu bias menyuguhkan harapan-harapan indah dan membuatku tak pernah menyerah. Dan pantai itu adalah dirimu.
Maka kumohon, jadilah pantai yang tak pernah terkikis oleh derasnya arus ombak. Jadilah pantai yang mampu memberikan kesejukan, knyamanan, dan kedamaian. Dan aku percaya, suatu saat nanti saat ku kembali…..pantai itu akan lebih indah dari sebelumnya…..dan akan menjadi pantai paling indah dalam hidupku. ^^

No comments:

Post a Comment